Minggu, 18 Desember 2011

Nasib sang Pisau...

orang orang terus memasangkan sendok dengan garpu.
Lantas bagaimanakah nasib sebilah pisau?
Diam dalam kesendiriannya, di tengah gelap dan lembabnya lemari piring?
Memikirkan "apakah aku ditakdirkan untuk melukai?
Apa aku hanya alat untuk menyayat, memotong hati seseorang?
Tidak bisakah aku menjadi seperti 'mereka' yang selalu dipasangkan?"
Sungguh ironis, perasaan sebilah pisau yang sakitnya seperti menyayat dirinya sendiri...
*agak nggak jelas...*

...

sang pisau terbangun dari kegalauannya ketika seberkas cahaya menimpa dirinya.
Tangan yang lusuh dan kotor menggapainya, lalu membimbingnya pada sebuah mangga yang belum dikupas.
Diliriknya sendok dan garpu di tangan seorang manusia lain, dan dia tersadar akan suatu hal;
"ternyata tersiksa juga jadi sendok garpu. Meskipun selalu berdua, tapi kalau disuruh keluar masuk mulut manusia 3 kali sehari, apa gak keok?"
Akhirnya sang pisau menyadari kedudukannya dan bersyukur telah diciptakan sebagai benda tajam.
Mana ada manusia mau masukin pisau ke mulutnya! (kecuali kalo sulap, itu beda kasus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar